CARA MEMBEDAKAN ULAMA DAN POLITIKUS, ATAU ULAMA YANG SEDANG BERPOLITIK

 CARA MEMBEDAKAN ULAMA DAN POLITIKUS, ATAU ULAMA YANG SEDANG BERPOLITIK


Tujuan Agama jelas, untuk kedamaian, ketenangan dan keselamatan, dan menjadikan itu dasar dari setiap gerakan yang dilakukan, tidak ada paksaan dalam beragama yang bisa memunculkan kegaduhan, maka jelaslah dalam Alquran menegaskan "untukmu agamamu dan untukku agamaku", ayat ini sebenarnya memberikan signal pada kita bahwa ada takdir Tuhan disetiap manusia yang tidak bisa kita paksakan, mereka dengan pilihan mereka walaupun menurut kita itu jalan sesat, tugas kita sebagai manusia hanya mengingatkan, bukan "MEMAKSAKAN" karena Alquranpun menjelaskan hal itu. Terus mendiskriditkan orang lain dan mengklaim kita yang paling benar lalu menimbulkan kegaduhan bukanlah perintah agama, karena agama selalu meletakkan kedamaian diatas segalanya walaupun pada akhirnya mereka tidak beriman.


Dalam politik, tujuannya jelas adalah kepentingan dan kekuasaan, dan hal apapun bisa dilakukan untuk menjadi pemenang. Politik merangkul semuanya, termasuk kemungkaran, selama itu bisa memuluskan sebuah perjuangan. Bukankah tujuan politik adalah keadilan, kesejahteraan dan kedamaian? Ya, dalam konteks teory, tapi dalam realita praktek tidaklah demikian, kekuasaan yang langgeng lebih dominan menjadi tujuan para politikus, tidak ada tempat untuk orang orang baik dalam politik, yang ada hanya tempat untuk orang orang yang loyal dan royal. Apakah seekstrim itu? Anda akan faham jika anda benar benar terjun kedalamnya. Bukankah banyak partai politik yang dasarnya adalah Islam tapi justru menjadi sarang korupsi dan kemungkaran? Bukankah banyak negara negara islam di timur tengah yang hancur akibat perang saudara yang didasari oleh rakusnya atas kekuasaan? Kalau benar perjuangan murni karena Allah, mengapa justru yang dilawan adalah saudara sesama muslim? Revolusi akhlak yang ditawarkan agama tidak akan mampu melawan derasnya arus kepentingan yang ada dalam politik. 


Dalam politik, lawannya adalah sosok, sosok lawan akan dihancurkan dengan terus mengangkat keburukan dan menyembunyikan kebaikannya tujuannya satu : memenangkan kontestasi. Sementara dalam agama lawannya adalah kemungkaran dan menyeru kebaikan, bukan melawan sosok, karena dalam setiap sosok pasti ada kebaikan. 


Dalam agama, kebaikan dan keburukan pada sosok harus disampaikan berimbang, jika benar katakan benar jika salah katakan salah dan yang benar merangkul yang salah, bukan justru memusuhi apalagi memusuhi sesama muslim, dan yang harus diingat adalah kedamaian diatas segalanya karena islam adalah agama rahmatanlillaalamin. Jadi, kalau ada yang terus menyuarakan kebencian dan menyembunyikan kebaikan pada sosok (terlebih sosok itu juga muslim) dan dia tidak memberi penilaian berimbang antara kebaikan dan keburukannya, maka tidak lain dia adalah politikus, politikus yang sedang berkamuflase menjadi seorang ulama atau tokoh agama, yang ingin menghancurkan satu sosok lalu meninggikan sosok lain agar tercapai kepentingan politiknya, dan kelak politikus berkedok agama seperti ini akan terlihat pada saat kontestasi politik berlanjut. 


Lalu apakah antara agama dan politik tidak bisa disatukan? Secara teory bisa, tapi dalam perakteknya tidak, karena dasar manusia yang tamak dan serakah yang membuat kepentingan agama tersingkirkan. Coba anda lihat, bukankah dalam politik merangkul siapapun yang mau mendukung, meskipun yang mendukung menggunakan cara yang kotor atau bahkan non muslim sekalipun, dan dia terus menyuarakan kebencian pada lawan politiknya, walaupun dia seorang muslim. 


Yang bijak menurut saya adalah, silahkan berpolitik asal tidak menunggangi agama untuk sebuah kekuasaan yang bersifat sementara, negara kita ini masih banyak orang belum bisa membedakan mana politik mana agama, masih banyak yang belum bisa membedakan mana fakta mana hoax karena memang begitu sulitnya dibedakan, dinegara ini masih banyak yang mudah dihasut, mudah diadu domba, masih banyak yang mabuk agama dan dijadikan alat untuk kepentingan politik dan akhirnya menimbulkan kegaduhan keyakinan, bukan lagi kegaduhan politik. Ketika kegaduhan politik terjadi, maka agama akan mampu menyelesaikan konfliknya dengan mudah, tapi jika terjadi kegaduhan karena doktrin agama ini akan merembet kemana mana, dan siapa yang bisa mendamaikannya jika ulamapun terpecah dan justru menyulut api kebencian? Siapa yang bisa meredam jika ummat terlanjur terdoktrin jihad padahal yang dilawan adalah sesama muslim? Siapa yang bertanggung jawab jika para simpatisan terlanjur tertanam embrio kekerasan atas nama jihad? Bukankah para pelaku bom bunuh diri tidak secara langsung ingin mengorbankan jiwanya demi "MATI SYAHID"? Semua dimulai atas proses doktrin, doktrin agama di zolimi, doktrin ulama di kriminalisasi, doktrin tidak adanya keadilan, doktrin kemaksiatan dimana mana (kemaksiatan emang selalu ada dari jaman nabi Adam (anaknya), bahkan jaman nabi Muhammad), doktrin mereka adalah musuh, doktrin darah mereka halal, doktrin kebencian pada yang tidak sejalan, PADAHAL mereka semua adalah orang muslim yang butuh anda rangkul jika anda tau mereka sesat, bukan anda musuhi seolah mereka adalah musuh besar yang harus di singkirkan, ingat mereka juga MUSLIM sama seperti anda, mari tunjukkan pribadi muslim yang berkelas yang selalu menjunjung tinggi kedamaian diatas kepentingan apapun, ingat kenapa Nabi bisa menyebarkan Islam dengan sukses karena nabi meletakkan islam sebagai agama rahmatan lilalamin, beliau menunjukkan begitu pengasih dan penyayangnya sebagai orang islam, beliau menunjukkan bagaimana beliau dilempar tai oleh musuhpun beliau hanya tersenyum dan membalasnya dengan doa dan kasih sayang. ITUKAN NABI MUHAMMAD, KITA MANUSIA BIASA mana bisa seperti itu, lho bukankah suri tauladan kita adalah nabi Muhammad, bukan sahabat umar yang keras, (Umarpun keras dalam konteks yang logik) atau bukan pula ulama yang selalu kita agungkan seolah dia tidak punya dosa dan khilaf, INGAT PANUTAN KITA ADALAH NABI MUHAMMAD, BUKAN MEREKA.....!!


Kita boleh berbeda pendapat, yang tidak boleh itu ketika kita saling caci, saling benci dan saling merendahkan.


Salam damai......!!

Next Post Previous Post