UMPATAN ANJING DAN BABI BISA BIKIN BAHAGIA

 UMPATAN ANJING DAN BABI BISA BIKIN BAHAGIA


Manusia adalah mahluk sosial yang selalu butuh orang lain, pernyataan ini bisa membuat kita menghilangkan peran Tuhan dalam kehidupan manusia yang seolah olah semua kuasa ada pada manusia. Pertanyaannya sekarang manusia butuh orang lain atau manusia butuh Tuhan yang menciptakan manusia, yang menciptakan semua kebutuhannya, dan menggerakkan hati manusia untuk mau tolong menolong terhadap sesama dan akhirnya saling melengkapi kebutuhan? Bukankah semua itu adalah kuasa Tuhan?


Tuhan menciptakan manusia dengan banyak karakter, budaya, suku, bangsa, ras bahkan agama, lalu kemudian Tuhan membuat kita berintegrasi dan berkoneksi, baik langsung maupun dengan media sosial sepert saat ini. Tuhan menciptakan keragaman, dengan kebaikan dalam porsi masing masing. Kebaikan yang tidak saklek, kebaikan yang masih bersifat relevan, dapat berubah dan dapat diubah sesuai kebutuhan manusia. Kenapa tuhan menciptakan kebaikan dalam versi manusia itu tidak saklek? Karena hanya Tuhan yang memiliki kebaikan hakiki, maha diatas maha, sementara manusia itu sangat lemah dengan segala kekurangannya, Tuhan ingin kita tau bahwa baik menurut kita, belum tentu baik menurut orang lain, dan baik menurut kita dsn orang lain belum tentu baik menurut Tuhan yang maha baik. 


Contoh : bertelanjang dada, hanya menggunakan bikini untuk perempuan, dan hanya memakai celana dalam untuk laki laki, ketika hal itu dilakukan di Arab Saudi, apakah itu akan menjadi masalah? Tentu akan menjadi masalah, karena porsi pemikiran yang Allah tanamkan pada penduduk mekkah adalah porsi kebaikan cara berpakaian dengan cara memakai gamis, cadar, ntah dengan alasan agama, alasan iklim ataupun alasan budaya, yang jelas Tuhan menanamkan kebaikan dengan standar yang seperti itu, hingga ketika kita keluar dari standar atau porsi itu, maka tentu akan menjadi sebuah masalah, dan imbasnya anda bisa ditangkap, dipenjara, di hina, dibully, dianggap gila dan itu adalah efek sosial yang anda dapat karena melanggar porsi kebaikan ditempat itu. Tapi bagaimana jika bertelanjang dada anda lakukan di gili trawangan lombok, pantai kuta bali, di papua yang notabenenya koteka adalah pakaian adat, bukankah itu akan menjadi hal yang biasa? Anda akan justru akan terlihat aneh kalau pakai gamis, pakai cadar ditempat itu. 


Penjelasan diatas cukup mewakili bahwa kebaikan versi manusia adalah kebaikan yang nilainya bisa bergeser, baik disuatu tempat belum tentu baik ditempat lain. Anda yang masih menganggap bahwa kebaikan itu harus saklek seperti yang anda mau? seharusnya anda tidak perlu menyalahkan dengan tujuan agar kelihatan baik menurut Tuhan, karena andai Tuhan mau Tuhan bisa saja membolak balikkan hati siapa saja dan kapan saja tanpa anda perlu menghina dan memandang rendah orang lain karena perbedaan, Tuhan bisa saja menciptakan saudara saudara kita di papua dengan iklim dan alam yang sama persis seperti di arab saudi dan mereka tidak perlu memakai koteka tentunya, budayanya sama, bahasanya sama dan mungkin agamanya pun bisa sama. Tapi mengapa Tuhan menciptakan perbedaan? Mengapa Tuhan tidak menciptakan semuanya sama, agama, budaya, suku, iklim, negara dan semua hal padahal Allah punya hak, Allah yang berkuasa? Karna Allah maha tau, kesamaan tidak akan mampu membuat manusia menjadi damai, menjadi tenang dan menjadi saling rangkul, yang akan membuat tenang adalah ketika manusia sadar bahwa lahaulawalaquwata illaabillah, tidak ada daya dan upaya kecuali semua atas kehendak Tuhan, yang bisa membuat tenang adalah dengan menyadari bahwa semua yang kita punya adalah titipan dari Tuhan sehingga didalam diri sudah tidak ada lagi kalimat "AKU LEBIH BAIK DARI KAMU", dan kita tau kalau Tuhan akan menitipkan sesuatu pada manusia sesuai porsinya. Kita percaya takdir Tuhan, Takdir yang selalu menempatkan semua hal yang Dia ciptakan pada porsi yang pas, tidak lebih tidak kurang. Seperti halnya Tuhan tidak akan menitipkan mobil Alphard pada hambanya yang berada di hutan pedalaman, kenapa? Karena jalan tidak memadai, dan banyak lagi analogi lain. 


Kesimpulannya, jika kita sudah mampu mengolah fikiran kita dengan baik, maka semua hal akan terlihat baik, perbedaan, budaya, cara berpakaian, cara berkomunikasi hanyalah suatu perantara untuk kita mendapatkan rasa, rasa yang seperti apa? Bahagia, sedih, takut, emosi, bangga, iri hati, dengki, tenang, risau, gugup dan lain sebagainya.  Bahagia itu ketika tidak ada satupun yang kita anggap masalah, bahkan ketika kita menemukan masalah sekalipun. 


Kalimat anjing dan babi adalah umpatan yang bisa saja menjadi hal yang sangat lucu, membuat anda tertawa ketika anda menemukan sisi lucu didalamnya, semisal ketika mael lee (youtuber) yang mengeluarkan, atau komedian yang membuat konten lucu dengan kalimat umpatan itu. Kalimat itu justru bisa membuat anda tertawa dan seolah menjadi hal biasa dilkeluarkan di media sosial untuk melucu, dan kalimat itu bisa membuat anda bahagia dan melupakan sejenak masalah anda. Tapi di lain kesempatan dan di lain waktu kalimat umpatan itu bisa saja menjadi kalimat yang akan membuat anda marah, membuat semua orang marah bahkan bisa saling bunuh dengan bahasa itu, ketika umpatan itu dikeluarkan oleh orang yang anda benci, atau mungkin orang yang tidak anda kenal meski itu tujuannya bercanda. 


Marah, lucu, bahagia, semua itu pilihan rasa yang akan anda terima dengan adanya umpatan "anjing dan babi", rasa apa yang anda mau? Kalau bahagia, buatlah ungkapan itu sebagai lelucon meski siapapun yang mengatakannya pada anda. 


Kultur, budaya, ras agama, bahasa dan cara berkomunikasi hanyalah alat yang digunakan untuk mengolah rasa, alat yang bisa saja berguna disuatu tempat tapi tidak berguna di tempat lain. Rasa apa yang akan anda dapat semua tergantung bagaimana hati dan fikiran anda mengolah apapun yang anda temukan. 


Semoga selalu bahagia dengan pintar dan bijak mengolah rasa yang ada dalam jiwa....


🙏🙏🙏🙏

Next Post Previous Post